Motivation Letter

 

            Halo semuanya, perkenalkan namaku Muhamad Dafa Hermawan. Setelah melewati masa masa perjuangan yang banyak rintangan pada tahun 2020 ini, alhamdulillah aku resmi menjadi mahasiswa di Universitas Brawijaya, Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Sistem Informasi. Pada saat ini, 9 Oktober 2020 hari Jumat, aku menulis  surat ini. Semoga surat ini bisa membangkitkan semangat atau kepercayaan diri disaat aku atau mungkin para pembaca yang iseng membaca surat ini sedang merasa down, tidak percaya diri, atau insecure. Ini mungkin pertama kalinya aku menulis sebuah surat yang kontennya lumayan berat. Segala kekurangan dalam penulisan surat ini, mohon dimaafkan

            Aku orangnya bisa dibilang jarang merasa down atau tidak percaya diri. Mungkin aku pernah mengalaminya tapi dampaknya tidak terlalu besar. Jadi, para pembaca yang terhormat, jangan terlalu berharap dengan tulisan ini. Bisa jadi aku hanya menghabiskan waktu kalian yang berharga dengan tulisan ini. Namun, aku tetap menulis surat ini karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa jadi aku yang di masa depan sedang kehilangan semangat, arah, atau tujuan.

            Kepada siapa pun yang sedang membaca surat ini, aku berpesan satu hal. Setiap manusia diciptakan dengan kapasitas dan kemampuan yang berbeda beda. Jangan menyamakan atau membanding bandingkan orang lain dengan dirimu sendiri. Cara berkembang kamu, pencapaian kamu, pasti akan berbeda dengan kamu yang lain. Hal pertama yang paling aku sadari sangat berpengaruh adalah sosial media (pengalaman aku di instagram).

Aku gak tau gimana dengan sosial media yang lain karena aku hanya aktif instagram dan line saja. Bila kamu sedang merasa down/insecure, jauhilah instagram. Karena orang orang cenderung akan mengupload postingan atau story di instagram apabila dia memiliki kebahagiaan atau sesuatu yang dibanggakan. Pada saat kita sedang sensitif atau merasa down, segala bentuk post bisa saja “menyerang” kamu secara tidak sengaja. Pada saat itulah kamu harus menyadari bahwa media sosial bisa mempengaruhi kondisi mental kamu

Setelah menjauhi media sosial, langkah selanjutnya adalah me time. Me time versiku, biasanya aku melakukan hal yang aku sukai yaitu menonton, mendegarkan lagu, dan bermain game. Aku sendiri memiliki lagu favorit yang menurut aku liriknya sangat menyemangati diriku. Alihkan perhatian kamu kepada hal hal yang kamu sukai entah itu mungkin olahraga, memasak, bernyanyi, jalan jalan, dll. Setelah menemukan sedikit mood, cobalah merenung. Tapi jangan sampai karena merenung malah semakin down atau overthinking. Makanya aku sarankan lakukan dulu hal hal yang dapat membuat kamu senang. Coba evaluasi diri kamu sendiri. Coba renungkan dengan kepala dingin tentang masalah yang kamu hadapi. Semua manusia diciptakan dengan kapasitas dan kemampuan yang berbeda. Masalah yang dialami pun akan berbeda beda. Tujuan dari setiap orang pun berbeda beda. Maka dari itu berhentilah berkaca kepada orang lain. 

Tidak akan ada henti hentinya bila kamu berkaca kepada orang lain. Berkacalah kepada dirimu. Sadarilah apa tujuan besar dalam hidupmu. Sadarilah di suatu saat, pasti akan ada orang yang bergantung kepadamu dan percaya kepadamu meskipun sekarang kamu sedang tidak percaya dengan dirimu. Ingatlah semua masalah dan rintangan yang kamu hadapi hanya akan menjadikan dirimu berubah menjadi versi terbaik dirimu. Bersiaplah untuk berevolusi. Tak lupa juga selalu berdoa meminta yang terbaik bagi dirimu kepada tuhan yang maha esa.

Komentar